Sumenep- Beberapa menit yang lalu, tepatnya sebelum jam 5 sore, saya merasakan betul bagaimana rasanya diperlakukan berbeda hanya karena penampilan.
Sore itu, saya bersama keluarga, membawa motor butut kesayangan kami, berniat mencucinya setelah hampir sebulan dikandangkan dirumah. Kami tiba di salah satu tempat cuci motor dan mobil di daerah Ganding, berharap motor kami bisa bersih kembali.
Namun, harapan itu pupus. Seorang karyawan dengan sikap acuh tak acuh menghampiri dan mengatakan, “Maaf, sudah tutup.” Nadanya datar, tanpa sedikit pun empati, seolah kami hanyalah gangguan. Tidak ada tawaran untuk datang lagi besok, tidak ada senyum, hanya penolakan dingin yang terasa menyepelekan. Temukan ending kisah nyata ini DISINI>>>>