Scroll untuk baca artikel
MetroViral

Pengakuan Korban Dugaan Pelecehan Pengurus PSI, Mau Lamar jadi Buzzer Malah Diajak ke Hotel

Avatar photo
169
×

Pengakuan Korban Dugaan Pelecehan Pengurus PSI, Mau Lamar jadi Buzzer Malah Diajak ke Hotel

Sebarkan artikel ini

Jakarta- Seorang wanita berinisial W mengaku menjadi korban pelecehan yang dilakukan Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat.

Pengakuan wanita berusia 29 tahun ini viral di TikTok.

Pengakuan W menyeret nama Ketua PSI Jakarta Barat, Anthony Norman Lianto.

Video pengakuan W viral di Tiktok hari Selasa (26/3/2024) ini. Wanita asal Solo bicara blak-blakan dalam podcast bersama konten kreator @B35TIE.

Tim Wartakotalive.com/TribunTangerang.com sudah berusaha meminta konfirmasi melalui telepon dan WA.

Tapi nomor handphone Norman tidak aktif, baik WA maupun nomor selulernya.

Rumah Norman di Kebon Jeruk, Jakbar, juga dalam keadaan sepi.

Tim Wartakotalive.com akhirnya dapat menghubungi Jenni yang mengaku sebagai staf Norman.

Namun Jenni tidak memberikan kepastian kapan bisa bertemu Norman.

Sementara itu, salah satu kader PSI Jakarta Barat berinisial ML mengaku sempat mendengar beberapa kali gosip ketua DPD PSI Jakarta Barat Anthony Norman Lianto melakukan pelecehan.

Namun, ia mengaku tidak mengetahui secara persis seperti apa ceritanya karena tidak mencari tahu secara detail.

“Kalau saya tahu ada salah satu bekas kader PSI inisialnya SLN itu katanya pernah dilecehkan di dalam mobil sama si NL,” ungkapnya.

Ia pun berharap masalah partainya bisa segera diselesaikan dan DPP PSI harus segera menonaktifkan ketuanya terlebih dahulu.

Sehingga, perlu adanya pergantian antar waktu (PAW) ketua DPD dari DPP PSI sampai masalah itu selesai.

“Iya memang kalau saya lihat, ketua yang sekarang ini diktator, semua harus kemauan dia. Ketua-ketuanya pun orang-orangnya dia, enggak setuju sama dia itu di depak dari kepengurusan,” imbuhnya.

Tim Wartakotalive.com juga sudah mendatangi rumah Ketua DPD Anthony Norman Lianto di Jalan Jeruk Bali I, Kebon Jeruk, Jakarta Barat untuk meminta konfirmasi terkait beredarnya isu pelecahan seksual tersebut

Namun, rumah berpagar hitam itu sepi.

Tidak ada orang di dalamnya dan hanya ada sepeda motor terparkir di halaman.

Viral di media sosial

Viral di sosial media TikTok, seorang wanita berinisial W (29) mengaku menjadi korban pelecehan oleh terduga pelaku yang merupakan Ketua DPC Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat.

Diketahui, aksi tak senonoh itu terungkap usai sebuah akun TikTok @B35TIE memviralkannya.

Dalam pengakuannya, wanita korban pelecehan ini mengatakan bahwa dirinya telah menjadi korban pelecehan dengan modus ditawari pekerjaan sebagai buzzer.

Mulanya, seorang host bernama Tie Saranani membuka video dengan memperkenalkan diri.

Dalam video tersebut, diketahui bahwa rekaman itu dibuat pada Jumat (22/3/2024) lalu.

“Hallo selamat malam, saat ini saya sedang berada di wilayah Jakarta,” kata pembawa acara tersebut dikutip Selasa (26/3/2024).

Kemudian, Tie mengarahkan pertanyaan kepada terduga korban. Kala itu, korban mengaku jika dirinya mengaku berasal dari Solo, Jawa Tengah.

“Kenal pelaku?” kata Tie.

“Kenal, dia Ketua PSI Jakarta Barat,” ucap korban menimpali.

Korban lantas bercerita bahwa peristiwa itu bermula ketika dirinya yang sebelumnya berjualan online melihat adanya pembukaan untuk relawan dan buzzer dari PSI.

Lantaran sedang membutuhkan uang, korban pun tertarik untuk mendaftarkan diri.

Ditambah lagi, dia juga mengagumi branding PSI yang mencerminkan partai anak muda.

“Saya butuh kerjaan, baru keluar dari rumah sakit. Apalagi saya hidup sendiri, bayar BPJS dan kebutuhan sehari-hari. Makanya pas ditawarin jadi pengurus PSI saya senang,” kata korban dikutip Selasa (26/3/2024).

Kala itu, korban dijanjikan sebagai prajurit media sosial alias buzzer.

Tak berselang lama, korban W diminta datang oleh terduga pelaku untuk urusan pekerjaan.

Namun saat dalam perjalanan, korban mengaku dibawa kabur ke rumah terduga pelaku yang saat itu dalam kondisi kosong.

Tak sampai di situ, korban juga mengaku disekap di dalam kamar, yang kemudian terjadilah pelecehan seksual di dalam kamar tersebut.

“Awalnya saya disuruh datang karena tuntutan kerjaan. Saya enggak nyangka pas di tengah perjalanan saya malah dibawa ke rumah. Saya takut, apalagi di sana saya sendiri mau minta tolong enggak ada siapa-siapa, sepi,” jelasnya.

Dalam pernyataannya itu, korban menyebut jika dirinya tidak mengetahui apakah pelaku ini telah memiliki istri dan keluarga atau tidak, pasalnya dirinya baru mengenal pelaku selama 2 hari terakhir.

Menurut W, saat itu dia kesulitan untuk kembali pulang lantaran terduga pelaku menguncinya di dalam kamar.

Terduga pelaku juga, lanjut W, mengancam dirinya untuk tidak memberi tahu kejadian ini kepada siapapun.

“Terus dia masuk ke dalam kamar dan melecehkan aku. Setelah kejadian itu aku engak langsung pulang. Aku ditahan di sana,” kata W.

“Pelaku bilang jangan bilang kesiapa-siapa, diam aja. Enggak ada yang boleh tahu. Kalau ketemu dia harus seperti orang enggak kenal, kaya enggak pernah ketemu dan kejadian apa-apa,” lanjutnya.

Dalam kondisi kalut dan bingung dengan apa yang sudah terjadi kepadanya, W hanya diam dan berusaha menepis pikiran buruknya.

Pasalnya kala itu, dia mengaku sudah merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Namun dia tidak berani bicara kepada siapapun.

“Aku enggak nyangka padahal aku cuma butuh pekerjaan, aku ingin kerja,” pungkas dia.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie meminta korban melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian.

Menurutnya, langkah itu merupakan jalan keluar terbaik agar kemudian persoalan ini bisa menjadi terang benderang.

“Lebih baik memang diselesaikan secara hukum, sehingga clear (jelas) apakah ada pelanggaran hukum atau tidak,” kata Grace saat dikonfirmasi wartawan, Selasa.

Grace sendiri mengaku belum menerima informasi tersebut secara keseluruhan. Ia baru mengetahui hal itu dari sosial media.

“Belum. Baru dari TikTok itu aja. Saat ini kami ikuti dulu perkembangannya, karena informasinya masih sangat minim,” ungkap Grace.

Grace juga mengaku pihaknya belum menanyakan hal ini kepada terduga pelaku secara langsung soal peristiwa ini.

“Sekian dulu ya informasinya. Informasi yang saya terima juga masih sangat minim,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

------