GROBOGAN – “Ini bisa membuat gila,” kekeh Putra, warga desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi pada Jumat (22/3).
Putra dibuat terheran-heran saat dihadapkan pada bonsai pohon phusu berukuran 64 cm milik Eko Sumargono asal Solo.
“Sudah ditawar 1 miliar tapi tidak dilepaskan,” jelas Kukuh Prasetyo Rusady panitia penyelenggara terhadap bonsai yang berada di hadapan Putra.
Kukuh yang juga menjabat sebagai sekretaris dinas pertanian merasa terhormat lantaran Kabupaten Grobogan dapat disinggahi event bergengsi ini.
“Pameran nasional bonsai ini baru pertama kali diadakan di Grobogan. Meskipun untuk kaliber lokal sudah pernah,” jelasnya.
Meskipun persiapan sempat terkendala karena adanya musibah banjir, namun acara tetap menyedot perhatian bahkan oleh para pencinta bonsai dari luar Jawa.
“Yang hadir ada 755. Selain dari wilayah Jawa Tengah, ada yang dari Jawa Barat, Jawa Timur, NTT bahkan Sumatera,” bebernya.
Sebelum dipamerkan untuk umum mulai Kamis (21/3) bonsai dinilai dan dikelompokkan menjadi empat kelas, utama, madya, pratama dan prospek.
“Masyarakat bisa ngabuburit ke sini. Menyaksikan puluhan jenis tanaman yang dibuat bonsai. Serta dapat melihat secara langsung bonsai-bonsai terbaik,” imbaunya.
Menurutnya, membonsai merupakan kegiatan yang amat filosofis. Mengajarkan kesabaran, ketekunan dan sikap mencintai alam.
“Kalau dibuat bonsai nilainya bertambah. Tanaman yang awalnya memiliki harga murah bisa jadi dihargai beribu kali lipat apabila sudah jadi,” sampaikannya.
Masyarakat juga dapat melihat demo bonsai secara langsung sembari belajar tahapan-tahapan dasar yang perlu dipahami dalam membonsai.
“Monggo datang dari pukul 08.00 hingga 21.00 WIB. Pameran dibuka hingga 26 Maret,” pungkasnya.[*]