POLICEINE.ID- Pasukan penjajahan Israel dilaporkan menghancurkan kendaraan siaran milik media yang meliput pembantaian di Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza pada Senin (18/03) dini hari.
Tak berhenti di situ, pasukan Israel kemudian menculik jurnalis Al Jazeera, Ismail al-Ghoul, setelah memukulinya. Dia dibawa ke lokasi yang tidak diketahui bersama dengan krunya dan puluhan warga sipil yang ditangkap selama serangan Israel, termasuk staf medis, menurut laporan Al Jazeera.
“[Rekan kami] Ismail al-Ghoul dan krunya yang berlindung di dalam rumah sakit ditahan… Kami mendapatkan laporan yang dikonfirmasi dari seorang dokter di dalam rumah sakit bahwa militer Israel berada di dalam halaman rumah sakit di mana mayat-mayat bergelimpangan di tanah,” koresponden Al-Jazeera Hani Mahmoud melaporkan dari Rafah.
“Ada juga banyak korban luka, jumlahnya mencapai puluhan. Staf medis dan paramedis tidak dapat menjangkau mereka dan memindahkan mereka ke dalam gedung,” tambah Mahmoud.
Menurut investigasi awal yang dilakukan oleh Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ), hingga 18 Maret lalu, sedikitnya 95 jurnalis dan pekerja media telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza. Sebanyak 25 jurnalis lainnya telah ditangkap secara tidak sah, sementara empat lainnya masih hilang.
Serangan Israel ke Rumah Sakit Al-Shifa dimulai pada pukul 02:00 dini hari tanggal 18 Maret, yang menyebabkan beberapa korban tewas dan luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Laporan tersebut juga menekankan bahwa siapa pun yang “mencoba bergerak akan menjadi sasaran peluru penembak jitu dan helikopter.”
“Pasukan penjajah menyerbu Gedung Bedah Khusus dan Gedung Penerimaan Darurat di Gedung 8 dan menembaki siapa saja yang bergerak,” kata sumber-sumber kepada kantor berita Palestina, WAFA.
Mereka menambahkan bahwa tim medis tidak dapat merawat korban luka dan pasukan Israel menembaki siapa saja yang mendekati jendela rumah sakit.
Rumah Sakit Al-Shifa merupakan salah satu dari beberapa rumah sakit terakhir di Jalur Gaza utara yang menampung ribuan pengungsi. Pada bulan November tahun lalu, rumah sakit ini diserbu oleh pasukan Israel, dievakuasi secara paksa, dan diubah menjadi pusat penahanan.*