Scroll untuk baca artikel
HANKAM

Saat Nyawa Pilot Susi Air Diultimatum TPNPB OPM, Selandia Baru Dukung ‘Soft Power’ TNI

Avatar photo
161
×

Saat Nyawa Pilot Susi Air Diultimatum TPNPB OPM, Selandia Baru Dukung ‘Soft Power’ TNI

Sebarkan artikel ini
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan Selandia Baru mendukung pendekatan Soft Power TNI dalam pembebasan Pilot Susi Air.-tangkapan layar-

POLICELINE. Komandan pasukan TPNPB OPM Nguda yaitu Egianus Kagoya telah mengeluarkan ultimatum tentang nyawa Philips Max Marten, Pilot Susi Air yang saat ini masih menjadi sandera.

Egianus Kagoya sesumbar dalam hitungan bulan ini, pihaknya akan mengambil suatu langkah untuk mengakhiri penyanderaan, apabila tidak direspons pihak pemerintah Indonesia.

Di tengah ultimatum tersebut, justru militer Indonesia mendapat dukungan dari Selandia Baru.

Dukungan tersebut terkait upaya TNI yang menggunakan pendekatan soft power dalam membebaskan pilot Susi Air.

“Beliau (perwakilan pemerintah Selandia Baru) sangat, sangat, sangat apa ya, sangat mendukung apa yang dilakukan oleh TNI. Dalam menggunakan pendekatan soft power,” kata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto di kantor Menkopolhukam, Jumat 15 Maret 2024.

Namun demikian, Agus tidak merinci pendekatan soft power yang didukung pihak Selandia Baru tersebut.

Agus menegaskan, pemerintah Selandia Baru masih mempercayakan Indonesia bisa membebaskan pilot Susi Air Philip Mehrtens, yang saat ini disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

Pihaknya, sambung Agus, selalu melakukan koordinasi untuk pembebasan Pilot Susi Air, termasuk dialog melalui warga maupun lewat Pj Bupati Nduga, Papua.

Sebelumnya, melalui video yang beredar, Jeffrey Bomanak sebagai Pimpinan PTNPB OPM mendukung ultimatum Egianus Kagoya tentang nasib Pilot Susi Air asal Selandia Baru yang saat ini masih menjadi sandera.

Diketahui, Philips dalam video yang disebar oleh Egianus mengatakan bahwa nasib dirinya tinggal 2 bulan, jika pemerintah Indonesia tidak segera melakukan negosiasi, maka pihak PTNPB OPM akan melakukan eksekusi.

Apa yang disampaikan oleh Philips juga dibenarkan oleh Egianus yang saat itu berada di sampingnya.

Egianus dengan tegas mengatakan bahwa pihaknya memberikan waktu 2 bulan untuk melakukan negosiasi pembebasan Pilot Susi Air yang telah disandera lebih dari setahun.

Sedangkan Jeffrey Bomanak juga mengaskan bahwa pihaknya mendukung penuh atas tindakan Egianus atas penyanderaan Philips.

Menurut Jeffrey apa yang dilakukan oleh Egianus merupakan tindakan yang dibenarkan dan sesuai dengan konstitusi 71 yang diyakini oleh pihak TPNPB OPM dalam mencapai kemerdekaan Papua.

Jeffrey menegaskan bahwa tidak ada pihak lain yang dapat melakukan negosiasi pembebasan Pilot Susi Air, baik yang mengaku dari jurnalis internasional, Benny Wenda, Dewan Gereja, Lenis Kagoya serta PJ Bupati.

“Adapun pihak yang bisa melakukan negosiasi hanyalah pihak TPNPB-OPM dengan pemerintah Indonesia,” tegasnya.

Sejauh ini berbagai berita beredar bahwa banyaknya pihak-pihak yang mencoba untuk melakukan negosiasi untuk melakukan pembebasan Philips.

Bahkan beberapa waktu lalu, Sebby Sambom yang mengaku sebagai Jurubicara TPNPB-OPM meminta dengan tegas agar Egianus segera membebaskan Philips yang disandera sejak 7 Februari 2023 lalu.

Sebby juga mengatakan bahwa dirinya akan segera bicara dengan Egianus agar Philips segera dibebaskan, karena tidak ada gunanya lagi melakukan penahanan lebih lama.

Namun pernyataan Sebby hingga saat ini tidak ada dampak apapun atas pembebasan Philips dari Egianus.[*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

------