Scroll untuk baca artikel
News

Kondisi Pelajar SMP Korban Peluru Nyasar di Kendari, Kronologis versi Polisi hingga Tindak Lanjut

Avatar photo
115
×

Kondisi Pelajar SMP Korban Peluru Nyasar di Kendari, Kronologis versi Polisi hingga Tindak Lanjut

Sebarkan artikel ini

POLICELINE.ID- SF (13), pelajar perempuan kelas 1 SMP di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terkena peluru nyasar, Minggu (11/2/2024).

SF terkena peluru nyasar saat sedang tidur di rumahnya.

Akibatnya SF menderita luka di bahunya.

SF terkena peluru nyasar saat sedang tidur di rumahnya di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (11/2/2024).

Lalu bagaimana kondisi korban?

Korban sedang menjalani operasi di RS Bhayangkara Kota Kendari, Provinsi Sultra, Minggu (11/2/2024).

Paman SF, Indas yang ditemui di Polsek Mandonga mengatakan kemanakannya tersebut saat ini sedang menjalani operasi.

“Sementara operasi,” ujar Indas usai melaporkan kejadian peluru nyasar tersebut ke Polsek Mandonga, Minggu (11/2/2024).

Kata Indas, setelah sempat dirawat di ruang tindakan, SF kemudian dibawa ke ruang perawatan.

“Sudah ada tadi kamarnya,” ujarnya.

TribunnewsSultra.com sempat ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari untuk melihat kondisi korban.

Ia dirawat di ruang tindakan.

Terlihat dalam ruangan tersebut diisi oleh tiga orang. SF berada di tengah sementara kiri kanannya merupakan pasien lain.

SF terbaring di atas ranjang dengan kain gorden di samping kiri kanannya sebagai pembatas dengan pasien lain.

Ia ditemani tantenya. Karena orangtuanya saat ini sedang berada di luar daerah.

SF merupakan anak broken home. Orangtuanya pisah sejak ia Kelas 4 SD.

“Sudah sekitar empat tahun dia sama-sama saya,” ujar paman korban.

Saat ini, korban diketahui sudah selesai melakukan operasi dan dalam kondisi sadar di Ruangan VIP Rumah Sakit Bhayangkara Kendari.

Kronologis Peristiwa

Kapolresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko menjelaskan kronologis peristiwa tersebut.

Dia mengatakan, pada Sabtu (10/2/2024) malam pihaknya mendapati laporan dari warga, ada sekelompok pemuda membawa senjata tajam (sajam).

“Kemudian Tim Patroli dari Sabhara Polda Sultra ke lokasi kejadian,” ujarnya di Polsek Mandonga.

Mereka sempat mendapat perlawanan di mana para remaja tersebut sempat mengayunkan parang ke arah polisi dan jalan raya.

“Sehingga polisi mengeluarkan tembakan peringatan,” ujarnya.

Kombes Pol Aris mengaku pada saat kejadian, pihak Patroli Sabhara Polda Sultra tidak mengetahui peluru yang ditembakkan ke atas tersebut akan jatuh ke rumah SF.

“Karena tembakan peringatan dikeluarkan sejauh 1,2 kilometer dari rumah SF,” kata Kombes Pol Aris.

Kemudian pada pagi hari, Kombes Pol Aris mendapat laporan ada satu pelajar terkena peluru nyasar saat tidur.

“Setelah dilakukan pemeriksaan identik dengan peluru yang ditembakkan ke atas,” jelasnya.

Indas Lega Polisi Tanggung Jawab

Terkait peristiwa ini Kombes Pol Aris mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab dengan kondisi korban.

“Kapolda Sultra sudah sampaikan semua biaya perawatan dan kerusakan rumah akan ditanggung,” ujarnya.

“Mulai dari biaya perawatan hingga biaya rumah sakit Kapolda Sultra sudah perintahkan untuk diganti rugi, termasuk biaya santunan nanti,” ujarnya.

Polresta Kendari dan Korban Peluru Nyasar

Polresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko mengatakan Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda) Sultra menanggung biaya perawatan pelajar 13 tahun, SF yang terkena peluru nyasar, Minggu (11/2/2024).

Indas, paman korban mengaku lega lantaran Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) siap menanggung biaya perawatan sang kemenakan, SF.

Sebab sejak pagi Indas kebingungan dengan biaya perawatan kemanakannya tersebut karena ia tak dijamin oleh BPJS.

Indas mengatakan untuk biaya infus dan rontgen saja mereka mengeluarkan uang Rp 1 juta.

“Itupun kami dibantu oleh ibu RT,” kata Indas ditemui di RS Bhayangkara, Minggu (11/2/2024).

Belum lagi biaya perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.

“Baru dia sekarang lagi dioperasi,” tuturnya.

Indas mengatakan keponakannya tersebut, merupakan anak broken home. Kedua orangtuanya sudah cerai.

“Saya ambil dia ini dari Kelas 4 SD,” kata Indas saat TribunnewsSultra kembali bertemu dengan dirinya di Polsek Mandonga.

Indas yang kembali ditemui pun mengucap syukur setidaknya biaya perawatan kemenakannya tersebut tak lagi menjadi bebannya.

Ia berharap kemenakannya tersebut segera pulih.

Awal Mula Kejadian

Sebelumnya SF (13), seorang pelajar perempuan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menjadi korban peluru nyasar, Minggu (11/2/2024) dini hari.

Saat kejadian, korban SF tengah tertidur di kamar bersama dua sepupunya.

Tiba-tiba dia merasakan sakit di bahu kirinya. Ternyata bahunya berdarah.

SF kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Menurut penuturan paman korban, SF selama ini memang tinggal di rumahnya di salah satu perumahan BTN di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebab orang tua SF sudah bercerai dan mereka sedang merantau.

SF saat ini terdaftar sebagai siswi di salah satu SMP di Kota Kendari.

Korban sering tidur di salah satu kamar, bersama dua anaknya yang berumur satu dan sembilan tahun.

“Memang dia ini sering jaga sepupunya,” kata paman korban.

Minggu dini hari tadi, paman korban mendengar SF menangis.

Saat didekati, ia mengaku terkena lemparan dari atas rumah.

Paman korban bersama istrinya mengecek plafon rumah.

Mereka tidak menemukan benda mencurigakan. Hanya melihat seng rumahnya bocor.

“Pas kita periksa tempat tidur dan angkat itu bantal, kemudian nampak peluru yang terjatuh dari atas ranjang ke lantai,” jelasnya.

Sementara itu istri paman korban melihat peluru jatuh kemudian panik.

Ia langsung mematikan lampu.

“Jangan sampai kami dikepung atau diserang,” katanya.

Sebelum SF terkena peluru, keluarga korban memang sempat mendengar bunyi seperti kaca yang pecah.

“Tapi saya kira lemari ku,” tuturnya.

Setelah terdengar suara azan di masjid, keluarga menelepon Ibu RT mengenai kondisi mereka.

Setelah tenang, pihak keluarga membawa SF ke rumah sakit.

“Sempat ditolak, alasannya pada saat itu kamar sedang penuh, kami disarankan untuk ke rumah sakit lain,” tuturnya.

Karena pada saat itu sedang turun hujan, mereka kemudian membawa korban ke RS Ismoyo Kendari. Kemudian mendapat perawatan.

“Sempat diinfus dan dilakukan ronsen,” ujar keluarga korban.

“Dari sana kami kemudian kembali diarahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara,” tuturnya***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

------